Langsung ke konten utama

Tips Memilih Susu Untuk Balita


Setelah anak berusia 1 tahun, Air Susu Ibu (ASI) hanya memenuhi 30% kebutuhan gizi anak. Makanan utama anak kini adalah makanan padatnya.  Setelah usia setahun, susu hanya merupakan makanan tambahan bagi anak Ibu perlu mencermati pilihan susu untuk balita agar manfaatnya optimal. 
  1. Porsi pas. Tidak berlebihan memberi susu pada balita meski susu adalah sumber gizi yang mendekati sempurna bagi anak karena dalam susu mengandung lemak, protein, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor), dan vitamin (A, D, E dan K). Konsumsi dua gelas atau 500-600 cc susu sehari cukup memenuhi kebutuhan gizinya saat ini.   
  2. Susu formula atau susu segar? Susu formula bubuk untuk anak usia 1 tahun ke atas dikenal sebagai susu formula tumbuh kembang. Susu ini berasal dari susu segar, baik dengan atau tanpa rekombinasi zat lain (seperti lemak dan protein), yang dikeringkan dengan cara pengeringan semprot (spray drying). Komposisi dan kandungan zat gizi susu formula ini mengacu pada ASI, walau tidak akan pernah sama dengan ASI. Susu pasteurisasi dan susu UHT. Susu pasteurisasi adalah susu segar yang diberi perlakuan panas (63-72 ºC) selama 15 detik dengan tujuan membunuh bakteri patogen (penyebab penyakit). Sedangkan susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan susu  segar yang diolah menggunakan pemanasan tinggi (135-145 ºC) dan dalam waktu singkat (2-5 detik) sehingga bisa membunuh seluruh mikroorganisme. Kandungan nutrisi kedua jenis susu ini sebagian besar masih sama dengan kandungan aslinya, yaitu susu sapi atau susu binatang lain.
  3. Kiat memilih, membeli, dan menyimpan. Perhatikan kemasan susu, jangan lupa baca labelnya dan simpan dengan benar.
  4. Pembuatan yang cermat.  Patuhi cara menyajikan susu formula yang benar dengan takaran yang tepat.
  5. Gonta-ganti merek. Untuk susu formula yang umum,  Anda dapat saja berganti-ganti merek. Yang penting, balita suka –basanya berkenaan dengan rasa, aroma, dan lain-lain-, tidak ada efek simpang seperti diare, kembung, muntah atau alergi, serta berat badannya naik sesuai yang diharapkan. Perhatikan aturan pelarutan, karena ada aturan pemakaian 1 sendok takar untuk 30 ml air dan 1 sendok takar untuk 60 ml air. Untuk susu formula yang dirancang untuk tujuan tertentu sesuai kondisi anak, misalnya anak dengan alergi susu sapi, intoleransi laktosa, atau anak dengan kelainan metabolik bawaan, maka harus atas anjuran dan di bawah pengawasan dokter.
  6. Bila timbul masalah. Alergi susu sapi, respons sistem kekebalan tubuh terhadap alergen (penyebab alergi). Pada reaksi alergi makanan, tubuh menghasilkan antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin E. Zat ini akan bereaksi dengan protein di dalam susu sapi dan produk olahannya.  Gejalanya, antara lain, diare berdarah, muntah, sakit perut, eksim dan ruam kulit.  Bila kebetulan anak mengalami kondisi ini, kemungkinan dia perlu diberi susu formula hipoalergenik, yakni susu berbahan dasar susu sapi yang protein susunya sudah 'dipecah' secara ekstensif, sehingga lebih mudah dicerna dan lebih kecil risikonya menimbulkan reaksi alergi. Konsultasikan hal ini pada dokter anak Anda. Intoleransi laktosa. Kondisi ini merupakan masalah saluran cerna karena kekurangan enzim yang mencerna laktosa (gula di dalam susu), yakni  enzim laktase. Penyebabnya antara lain infeksi virus yang menimbulkan peradangan pada lambung dan usus. Ciri-ciri anak yang mengalami intoleransi laktosa adalah diare dengan ciri kotoran berair dan busa, kembung, dan kram perut, serta mengeluarkan gas sekitar 30 menit sampai 2 jam setelah minum susu.  Bila kebetulan anak  mengalami intoleransi laktosa, anjuran dokter adalah mengganti susu formulanya dengan produk susu berbahan dasar susu kedelai, atau susu formula berbahan dasar susu sapi yang rendah kadar laktosanya, bahkan bebas laktosa. Penggunaan kedua susu ini sebaiknya di bawah pemantauan dokter.
Alternatif Sumber Kalsium
 
o  Ikan teri kering atau ikan teri segar dan rebon.
o  Sayuran seperti bayam, sawi dan brokoli.
o  Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe.
o  Serealia seperti havermut dan jali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayi Kembung, Begini Cara Mudah Mengatasinya

Cara mengatasi bayi kembung sebaiknya menjadi salah satu hal yang wajib Ibu ketahui. Sebab, kondisi perut begah atau kembung memang membuat si Kecil tidak nyaman.  Pemberian ASI dari segi kualitas dan kuantitas saat si Kecil sedang kembung perlu lebih diperhatikan ya, Bu. Sebagai pilihannya, Ibu bisa mengonsumsi susu Frisian Flag PRIMAMUM yang mengandung tinggi DHA yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu. Penyebab Bayi Kembung Agar cara mengatasi perut kembung pada anak sesuai dengan kondisi si Kecil, Ibu perlu mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi. 1. Pencernaan belum berkembang sempurna Pada usia 3 bulan, ko...

Kapan Waktu yang Tepat untuk Memberi Makanan Pendamping ASI?

Pada usia berapa seharusnya buah hati mulai diperkenalkan pada makanan pendamping ASI? 3 bulan? 4 bulan? Atau mungkin 8 bulan? Hati-hati  dalam menentukan waktu yang benar untuk memperkenalkan buah hati anda kepada makanan pendamping ASI. Jika terlalu dini, maka dampaknya akan kurang baik bagi kesehatan system pencernaan bayi anda. Seperti menurut laman babycenter.com, sejak buah hati lahir hingga dia berusia 4 bulan, bayi tidak boleh diberi makanan apapun selain ASI. ASI yang didapatkan dari ibu sudah cukup untuk mengisi perut buah hati anda yang mungil. Pada usia 0 sampai 4 bulan, system pencernaan bayi masih berada dalam masa perkembangan, sehingga makanan selain ASI tidak diperbolehkan untuk dicerna bayi. Beruntunglah jika air susu anda lancar dan banyak, sehingga anda bisa memberi ASI eksklusif untuk buah hati anda. Sedangkan bagi ladies yang hanya memproduksi sedikit ASI, anda bisa menambah asupan gizi buah hati anda dengan bantuan susu formula. Ingat, pastikan b...

Mengenali Gejala Epilepsi Pada Anak

Epilepsi biasanya ditandai dengan kejang berulang dan dapat memengaruhi baik anak-anak maupun orang dewasa, untuk mengenali epilepsi pada anak bisa jadi tidak mudah karena anak belum bisa mengkomunikasikan sepenuhnya apa yang mereka alami dan rasakan. Beberapa gejala epilepsi dapat ditemukan dalam kondisi lain, sehingga membuat epilepsi lebih sulit untuk dikenali dan didiagnosis. Gejala epilepsy pada anak : 1.Tatapan mata kosong Apabila anak mendadak berhenti beraktivitas dan menatap dengan tatapan mata yang kosong seperti melamun, Anda sebagai orangtua patut wapada. Gejala ini disebut sebagai kejang petit mal(petit mal seizure). Lengan atau kepala anak mungkin akan tampak lemas lunglai, namun kejang jenis ini biasanya tidak akan menyebabkan sampai terjatuh kebawah atau kehilangan kesadaran. Setelah sampai 30 detik sampai satu menit kejang biasanya akan berakhir, setelah itu biasanya anak tidak tahu apa yang telah dialaminya. 2.Kejang total (total convulsions) Kejang...