Diare adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh balita. Segera berikan pertolongan pertama pada balita yang terkena diare sebelum terlambat.
Menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare masih menjadi penyebab nomor satu
kematian balita di dunia. Di Indonesia, diare adalah penyebab kematian
balita kedua setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Diare
merupakan penyakit yang kerap dialami balita dan bisa terjadi kapan saja
tanpa diduga. Tanda balita terkena diare, biasanya frekuensi Buang Air
Besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Perhatikan pula bentuk feses
anakmu. Bila tinjanya berair maka sudah dipastikan balita terkena
diare.
Nah Moms, mengatasi diare pada balita tidak perlu panik
dengan tergesa-gesa membawanya ke rumah sakit. Karena menurut dr. Attila
Dewanti, SpA dari Brawijaya Women And Children Hospital, kamu bisa
melakukan perawatan di rumah untuk mengatasi diare pada balita.
Tetap Memberikan Minum dan Makan
Untuk
balita yang terkena diare, kamu harus tetap memberikan asupan
bernutrisi untuknya. Jika balita masih menyusui, maka teruslah
memberikan ASI untuk menggantikan cairan yang sudah terbuang saat anak
buang air besar. Balita yang masih menyusui harus lebih sering diberikan
ASI dari biasanya. Kalau anak muntah, hentikan segera pemberian ASI.
Tunggu hingga 10 menit kemudian kamu bisa menyusui anakmu lagi dengan
perlahan sedikit demi sedikit. "Ketika balita terkena diare, jangan
pernah menghentikan pemberian minum dan makan. Karena diare akan
menyebabkan anak kehilangan cairan dan ini bisa membahayakan kesehatan
anak bilamana tidak diantisipasi," kata dr. Attila, SpA.
Memberikan
makanan seperti kuah sup, jus buah apel dan pisang kepada balita bisa
mencegah balita terkena dehidrasi. Hindari untuk memberikan sayuran
karena serat sulit dicerna bila dalam keadaan diare. Meski tidak mudah
membujuk anak untuk makan ketika diare, tetapi ibu harus tetap berusaha.
Hindari untuk memberikan makanan berbumbu tajam. Terus usahakan untuk
memberikan cairan melalui minuman dan makanan. Meskipun sedikit tetapi
dengan frekuensi yang sering bisa membantu anak untuk memiliki energi
dan tidak kehilangan berat badan berlebihan. "Buatlah makanan yang lunak
seperti bubur nasi, bubur kacang hijau dan lauk pauk seperti ikan,
tempe, tahu yang dimasak hingga empuk. Sehingga balita mudah untuk
mengunyahnya," saran dr. Atilla, SpA lebih lanjut.
Larutan Gula Garam
Untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare, ibu juga bisa
memberikan larutan gula dan garam. Caranya mudah, larutkan air putih
dengan enam sendok teh gula yang dicampur dengan setengah sendok teh
garam. Atau kamu juga bisa memberikan larutan oralit siap pakai yang
bisa didapatkan di apotek dan toko obat. Bagi anak di bawah usia dua
tahun membutuhkan seperempat hingga setengah mangkuk oralit dengan
ukuran 125 ml. Berikan larutan gula garam ini kepada balita setelah BAB.
Untuk anak usia di atas dua tahun, ibu bisa memberikan setengah hingga
satu mangkuk.
Kapan Harus Ke Rumah Sakit?
Jika
penanganan di rumah sudah dilakukan tetapi diare masih berlangsung
selama dua hari, maka ibu harus membawa balita ke rumah sakit. Kamu
harus lebih waspada, bila balita mengeluarkan feses cair dalam satu jam
yang disertai dengan warna kemerahan. Sebab, feses yang keluar dengan
warna kemerahan sudah bercampur darah.
Diare yang disertai
muntah-muntah yang disertai dengan demam tinggi, juga perlu diperhatikan
lebih intensif. Balita yang tidak mau minum, maka kedua matanya jadi
cekung dan sangat lemas bahkan sampai tidak memiliki tenaga harus segera
dirujuk ke rumah sakit.
Sumber : http://family.fimela.com

Komentar
Posting Komentar